Merry Wahyuningsih - detikHealth
Fallon Devaney (dok. thesun)
Derbyshire, Virus flu H1N1 (flu babi) memang tidak sebahaya virus H5N1 (flu burung). Namun bila menginfeksi ibu hamil risikonya jauh lebih besar. Seorang ibu dan bayi yang dikandungnya bahkan hampir meninggal karena terinfeksi virus H1N1.
Ryleigh (10 bulan) yang tertawa riang dipelukan sang ibu, Fallon Devaney (26 tahun), terlihat sangat sehat. Tapi siapa sangka, setahun yang lalu ibu dan anak ini pernah hampir meninggal karena flu babi dan pneumonia.
Saat malam Natal 2010, Fallon harus menghabiskan 11 hari dalam ruang perawatan intensif termasuk seminggu dalam keadaan koma, 3 bulan sebelum akhirnya Ryleigh kecil melihat dunia.
Fallon dan pasangannya David, sedang sibuk mempersiapkan Natal 2010 hingga mereka tidak terlalu banyak memperhatikan berita yang memuat kabar tentang epidemi flu babi. Padahal, wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang berisiko paling tinggi.
Fallon mulai merasa tidak enak badan dan menunjukkan gejala-gejala flu. Dia sempat minum obat namun gejalanya tak kunjung membaik. Ia pun akhirnya membuat janji dengan dokter.
"Pada awalnya saya pikir itu benar-benar flu yang buruk. Dokter memeriksa saya dan mengatakan itu karena infeksi virus dan meresepkan antibiotik. Tetapi dia gagal menyadari keseriusan kondisi. Selama sekitar seminggu saya terus merasa sakit dan lelah. Saya tertidur, batuk terus-menerus dan sulit bernapas," kenang Fallon Devaney, yang berasal dari Kirk Hallam, Derbyshire, seperti dilansir Thesun, Senin (30/1/2012).
Ia mulai sekarat pada 13 Desember 2010 dan segera dibawa ke Queen's Medical Centre, Nottingham, dengan menggunakan ambulans.
"Flu babi adalah salah satu penyebabnya, tetapi saya juga menderita pneumonia, sehingga menyebabkan komplikasi menjadi lebih rumit. Dua kondisi ini membuat saya koma, sementara tubuhku berjuang untuk bertahan hidup. Hal berikutnya yang saya tahu, saya terbangun di rumah sakit dan tidak percaya itu tanggal 21 Desember," ujar Fallon.
Fallon merasa sangat beruntung dapat selamat dari flu babi, karena virus itu telah merenggut 18 nyawa orang dewasa dan 9 anak di Inggris pada musim dingin yang lalu.
"Hanya keajaiban yang membuat saya cepat sembuh," jelasnya.
Fallon menjadi langganan rumah sakit sepanjang bulan-bulan berikutnya, karena ia harus memastikan bayinya dalam keadaan baik.
Saat berada di rumah sakit, Fallon ia sering berpikir sudah dekat dengan kematian dan kehilangan bayinya, karena dokter mungkin harus memilih untuk menyelamatkan salah satu dari mereka. Ia bahkan bermimpi telah kehilangan bayinya saat operasi caesar darurat.
"Ketika keadaan saya membaik, mata saya sangat berkaca-kaca saat bidan melihat saya dan membiarkan saya mendengarkan detak jantung Ryleigh," jelasnya.
Pada tanggal 7 Maret, Fallen melahirkan Ryleigh Lawrence Bowle, dengan berat 1,7 kg. Ryleigh lahir 2 bulan lebih awal, begitu kecil dan rapug, ia juga harus memakai tabung osigen untuk 24 jam pertama.
"Saya juga diberi injeksi steroid sebelum ia lahir untuk membantu memperkuat paru-parunya. Tiga minggu kemudian, pada tanggal 29 Maret, kami sangat gembira akhirnya menyambut bayi laki-laki kami yang baru. Saat saya memberinya makan, sayamelihat dia tumbuh lebih kuat dan lebih kuat. Sekarang dia merangkak ke semua tempat," jelas Fallon.
Saat kejadian itu, Fallon memang menolak melakukan vaksin flu babi karena ia pikir itu bisa membahayakan bayi yang belum lahir. Namun setelah kejadian mengerikan tersebut, ia mengaku tidak perlu berpikir dua kali untuk imunisasi.
Ryleigh (10 bulan) yang tertawa riang dipelukan sang ibu, Fallon Devaney (26 tahun), terlihat sangat sehat. Tapi siapa sangka, setahun yang lalu ibu dan anak ini pernah hampir meninggal karena flu babi dan pneumonia.
Saat malam Natal 2010, Fallon harus menghabiskan 11 hari dalam ruang perawatan intensif termasuk seminggu dalam keadaan koma, 3 bulan sebelum akhirnya Ryleigh kecil melihat dunia.
Fallon dan pasangannya David, sedang sibuk mempersiapkan Natal 2010 hingga mereka tidak terlalu banyak memperhatikan berita yang memuat kabar tentang epidemi flu babi. Padahal, wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang berisiko paling tinggi.
Fallon mulai merasa tidak enak badan dan menunjukkan gejala-gejala flu. Dia sempat minum obat namun gejalanya tak kunjung membaik. Ia pun akhirnya membuat janji dengan dokter.
"Pada awalnya saya pikir itu benar-benar flu yang buruk. Dokter memeriksa saya dan mengatakan itu karena infeksi virus dan meresepkan antibiotik. Tetapi dia gagal menyadari keseriusan kondisi. Selama sekitar seminggu saya terus merasa sakit dan lelah. Saya tertidur, batuk terus-menerus dan sulit bernapas," kenang Fallon Devaney, yang berasal dari Kirk Hallam, Derbyshire, seperti dilansir Thesun, Senin (30/1/2012).
Ia mulai sekarat pada 13 Desember 2010 dan segera dibawa ke Queen's Medical Centre, Nottingham, dengan menggunakan ambulans.
"Flu babi adalah salah satu penyebabnya, tetapi saya juga menderita pneumonia, sehingga menyebabkan komplikasi menjadi lebih rumit. Dua kondisi ini membuat saya koma, sementara tubuhku berjuang untuk bertahan hidup. Hal berikutnya yang saya tahu, saya terbangun di rumah sakit dan tidak percaya itu tanggal 21 Desember," ujar Fallon.
Fallon merasa sangat beruntung dapat selamat dari flu babi, karena virus itu telah merenggut 18 nyawa orang dewasa dan 9 anak di Inggris pada musim dingin yang lalu.
"Hanya keajaiban yang membuat saya cepat sembuh," jelasnya.
Fallon menjadi langganan rumah sakit sepanjang bulan-bulan berikutnya, karena ia harus memastikan bayinya dalam keadaan baik.
Saat berada di rumah sakit, Fallon ia sering berpikir sudah dekat dengan kematian dan kehilangan bayinya, karena dokter mungkin harus memilih untuk menyelamatkan salah satu dari mereka. Ia bahkan bermimpi telah kehilangan bayinya saat operasi caesar darurat.
"Ketika keadaan saya membaik, mata saya sangat berkaca-kaca saat bidan melihat saya dan membiarkan saya mendengarkan detak jantung Ryleigh," jelasnya.
Pada tanggal 7 Maret, Fallen melahirkan Ryleigh Lawrence Bowle, dengan berat 1,7 kg. Ryleigh lahir 2 bulan lebih awal, begitu kecil dan rapug, ia juga harus memakai tabung osigen untuk 24 jam pertama.
"Saya juga diberi injeksi steroid sebelum ia lahir untuk membantu memperkuat paru-parunya. Tiga minggu kemudian, pada tanggal 29 Maret, kami sangat gembira akhirnya menyambut bayi laki-laki kami yang baru. Saat saya memberinya makan, sayamelihat dia tumbuh lebih kuat dan lebih kuat. Sekarang dia merangkak ke semua tempat," jelas Fallon.
Saat kejadian itu, Fallon memang menolak melakukan vaksin flu babi karena ia pikir itu bisa membahayakan bayi yang belum lahir. Namun setelah kejadian mengerikan tersebut, ia mengaku tidak perlu berpikir dua kali untuk imunisasi.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori seputar kesehatan
dengan judul Ibu dan Janin yang Hampir Mati Karena Virus Flu Babi. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://kopinubroek.blogspot.com/2012/01/ibu-dan-janin-yang-hampir-mati-karena.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
kopinubruk - Selasa, 31 Januari 2012
Belum ada komentar untuk "Ibu dan Janin yang Hampir Mati Karena Virus Flu Babi"
Posting Komentar
Incoming Search:
toko online gratis,toko online,bisnis forex,forex,bisnis,baju,sewa mobil,sewa mobil solo,rental mobil,taxi,rental mobil solo,job vacancy,hosting,hosting murah,bisnis forex,otomotif,istri,real madrid,hamil yang sehat,enjakulasi dini,iklan gratis,muslim indonesia,indonesia,artikel kesehatan,motif,agar hamil,muda,jual beli,online gratis,batik tulis,kontrak kerja,bisnis forex,